
Sebuah bangunan bergaya belanda masih menunjukkan kekokohannya di jalan cik di tiro yogyakarta. Inilah bangunan rumah sakit mata dokter yap. Berdiri pada tanggal 21 november 1923, peletakan batu pertama rumah sakit mata ini dilakukan oleh sri sultan hamengku buwono 8.
Rumah sakit mata dokter yap seakan menjadi bukti kiprah warga tionghoa pada masa perjuangan. kiprah ini menjadi perbendaharaan sejarah, bahwa warga tionghoa mempunyai andil besar pada bangsa ini. Andil itu berbentuk perhatian pada kesehatan mata masyarakat Indonesia.
Adalah doktor yap hong tjoen seorang tionghoa kelahiran yogyakarta 30 maret 1885, sang ofthalmolog dari jogja . Hidup pada masa pendudukan belanda pertama, yap kecil lebih beruntung dibanding anak seusianya karena berkesempatan mengenyam pendidikan hingga ke leiden belanda. Hingga pada tanggal 24 januari 1919 yap hong tjoen berhasil meraih gelar dokter ilmu penyakit mata dengan disertasi pada persoalan penyakit glukoma.
Angan-angan mendirikan klinik mata telah lama dipikirkan, hal ini diperkuat oleh banyaknya masyarakat hindia belanda yang menderita penyakit mata dan kebutaan. tercatat penyakit terbanyak adalah trakhoma dan kekurangan vitamin A. setelah meraih gelar dokter pada tahun 1919 doktor yap hong tjoen kembali ke tanah air. bersama beberapa warga tionghoa dan orang belanda yang tinggal di hindia belanda mendirikan perkumpulan ahli mata, centrale vereeniging tot bevordering der oogheelkunde in nederlandsch-indie,disingkat c-v-o

Perkumpulan ini berkedudukan di Batavia, dijabat oleh seorang ketua bernama Khouw Kim Am, dan 10 orang komisaris salah satunya doktor yap hong tjoen.
Cvo mempunyai tujuan menolong penderita penyakit mata, memberantas kebutaan dan memperbaiki nasib penyandang tunanetra serta memajukan ilmu penyakit mata
Guna mencapi tujuan tersebut maka dilakukan beberapa usaha, mulai dari mendirikan rumah sakit mata, memberi pelayanan pemeriksaan mata di kampung dan desa, mendirikan lembaga tuna netra, hingga rekomendasi kepada pemerintah.
Pada tahun 1921 doktor yap hong tjoen memulai kegiatannya dengan membuka balai pengobatan mata di jalan gondolayu yogyakarta. Saat ini bangunannya digunakan untuk kantor pos gondolayu. waktu itu penderita yang perlu dioperasi dikirim ke rumah sakit petronella, atau Bethesda.
Kebutuhan yang semakin besar membuat doktor yap mencari tambahan dana untuk membesarkan balai ini. Setahun kemudian kraton yogyakarta menawarkan tanah seluas 2.955 meter persegi di sebelah barat jalan yap boulevard rumah sakit ini dibangun. Oleh cvo, doktor yap diangkat menjadi direktur rumah sakit. 22 maret tahun 1923 rumah sakit bernama prinses juliana gasthuis voor ooglijders dibuka. Rumah sakit ini juga sering disebut rumah sakit cvo
Dengan keahliannya doktor yap melayani setiap pasien. Tanpa membedakan status sosial, semua pasien mendapat kesempatan sama. Saat itu tenaga kerjanya hanya 2 dokter dan 8 juru rawat. Meski demikian rumah sakit ini telah menggunakan peralatan mata modern bahkan terlengkap pada jamannya. tempat tidur periksa, perimeter untuk mengukur daya lihat tepi, inventum untuk membiakkan jamur mata, Lapang pandang, sol lux untuk menghilangkan darah mati pada mata

Jiwa sosial doktor yap semakin menjadi, saat mendapati banyaknya penyandang tuna netra mendtanginya. 12 september 1926 didirikan sebuah lembaga yang bertujuan memberikan ketrampilan kepada penyandang tuna netra. Sebuah panti yang memberi pendidikan membaca dan ketrampilan hidup bagi penyandang tuna netra. Inilah awal balai mardi wuto dirintis
Kedatangan jepang, membuat rumah sakit ini berganti nama menjadi rumah sakit mata dokter yap. Dokter yap hong tjoen mempunyai dua istri. Dari istri pertama nya Tan Souw Lee, dianugrahi 3 anak salah satunya Yap Kie Tiong. Yap Kie Tiong juga menjalani studi di negeri belanda hingga menjadi doktor mata. Pada tahun 1948 dokter Yap Kie Tiong pulang ke tanah air. Pada tahun 1949 dokter Yap Hong Tjoen meninggalkan tanah airnya ke negeri belanda dan meninggal dunia. doktor Yap Hong Tjoen menyerahkan rumah sakit kepada putranya.
Dalam mengelola rumah sakit dokter Yap Kie Tiong termasuk sosok disiplin. menurut hermanus utomo saat usianya masih 6 tahun, dirinya masih mengingat bahwa dokter Yap Kie Tiong selalu memegangprinsip bahwa kebersihan menjadi kunci kesehatan di rumah sakit ini. tak segan segan dirinya menegur karyawannya yang sembarangan membuang puntung rokok.
Tak beda dengan dokter yap hong tjoen, Yap Kie Tiong juga berjiwa besar dalam mengamalkan ilmunya bagi masyarakat. Tenaga kerja rumah sakit pun semakin banyak dari 41 orang pada tahun 1949 hingga 68 orang pada tahun 1963
Kondisi masyarakat saat kepemimpinan dokter yap kie tiong lebih banyak didominasi oleh penyakit trachoma. Meski pelan prosesntase penyakit ini semakin menurun. Penyakit kedua katarak, glukoma dan xenoftalmia atau penyakit karen akekurangan vitamin A. khusus katarak dan glukoma merupakan penyakit penyebab kebutaan
Dokter yap kie tiong beristrikan oei hong nio dan tidak mempunyai anak. 9 Januari 1969 Yap Kie Tiong meninggal dunia, dan dimakamkan di Melisi Bantul.
Inilah rumah sakit mata dokter Yap. hingga sekarang kiprahnya pada pengobatan mata menjadi bagian penting pada kesehatan mata di Yogyakarta. semua ini tidak bisa dilepas dari kiprah warga tionghoa. dokter Yao Hong Tjoen dan dokter Yap Kie Tiong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar